Kuala Kencana Timika, Kota Sejuta Pesona
Saat berkunjung ke Kuala Kencana, sebuah daerah yang di tata sangat indah, rapi, humanis yang letaknya di atas kota Timika menuju Tembaga Pura, pertambangan PT Freeport Indonesia. Ada banyak pengalaman yang menarik saya dapatkan.
Menurut penjelasan Opan, pemandu saya yang berasal dari suku Kamoro ini, Kuala Kencana adalah pintu pertama menuju PT Freeport. Untuk memasuki wilayah ini ada satu pos penjagaan di gerbang kota ini. Mobil yang diijinkan melintas adalah yang memiliki sticker khusus. Kecepatan tidak boleh melampaui 50 km/jam. Konon untuk mengurangi polusi asap dulu sepeda motor tak boleh masuk daerah ini, yang diperbolehkan hanya sepeda.
Setelah memasuki pintu penjagaaan yang di jaga cukup ketat, saya langsung dibawa melihat-lihat fasilitas yang tersedia di daerah ini. Ada hotel Sheraton, lapangan golf, klinik, perumahan karyawan, pemadam kebakaran, sekolah (tempat shooting film Denias), terminal, dan alun-alun pusat kota yang dikelilingi mesjid, kantor PT Freeport, dan gereja. Semua fasilitas kelengkapan yang saya sebut di atas, masing-masing memiliki cluster sendiri-sendiri yang ditata indah dan harmoni.
Sejauh mata memandang yang terlihat adalah jalan yang sangat rapi bersih, lebar, jelas marka2 jalannya, lampu jalan yang didesain anggun, yang semua jalan di daerah ini dihiasi di kanan kirinya dengan tanaman hutan yang tinggi-tinggi menjulang. Entah berapa petugas kebersihan, yang jelas di kanan-kiri jalan pagi itu, saya manyaksikan disetiap sudut jalan ada petugas kebersihan sedang menyapu daun-daun pohon yang berjatuhan di atas hamparan rumput hijau yang konon, khusus di datangkan dari australia. Very beautifull.
Nah di ujung perjalan saya di Kuala Kencana, saya kaget sungguh bukan kepalang, karena saya bertemu ’Yesus’ di Papua. Saat hendak mengambil gambar gereja Betlehem di samping alun-alun Kuala Kencana, sesosok wajah dengan rambut panjang si bahu mendekat dari kejauhan.
Langsung pemandu saya, membisikkan kalimat lirih ke telinga saya, katanya: ”Pak Kris, orang ini selalu menjadi tokoh yang diarak dan disalibkan pada peringatan paskah di daerah ini”. Ya sosok seorang yang memang mirip Yesus.
Dalam perjalanan pulang menuju airport Timika, sembari meninggalkan pos penjagaan Kuala Kencana ini, pikiran saya langsung mengirimkan sinyal, mengapa tata kelola kota-kota di Indonesia tak bisa sebagus ini ya? Padahal tak kurang ahli landscape dan arsitek di negeri ini, tak pula kurang dana di negeri ini bila tak banyak di korupsi…hmmm.
Berjalan-jalan di Kuala Kencana bak kita berada di nirwana. Hangat, indah dan bersahabat. Belum pernah saya menjumpai kota seindah Kuala Kencana ini di bumi Indonesia. Dan ini baru saya jumpai di bumi Papua!
http://krisnawan.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar